Get me outta here!

Selasa, 18 Desember 2012

Sinopsis - PULANG, toha mohtar

               Rasanya tidaklah seperti menginjakan kaki di atas tanah sendiri, yang telah bertahun-tahun ditinggalkan. Bau tanah yang naik oleh turunnya hujan sepanjang hari, seperti terasa menjalari seluruh rongga dada, seperti menggerakan pembuluh darah sekujur tubuh. Ia pernah merasakan hujan seperti ini, sebagai serdadu pernah bergelut dengan lumpurnya laut di seberang. Dia berdiri di pinggir desanya untuk pertama kali, ada sesuatau yang lain, sesuatu yang tersendiri, yang selama ini mampu menghidupkan mimpi dan kenangan yang begitu indah.
            Ada sesuatu yang terasa memenuhi dada, yang seperti hendak memecahkannya, tetapi itu tidak hendak meledak dan jika itu mampu keluar, maka itu hanya berujud setetes air yang turun pelan dari matanya. Tidak lagi di rasanya berat ransel yang menekan punggung, sepatunya yang penuh lumpur dan pakaiannya yang setengah basah. Bertahun-tahun lamanya ia berdoa untuk kepulangan ini. Ia masih berdiri di samping pagar. Alangkah beratnya kaki untuk melangkah masuk, sekalipun ia yakin bahwa itu adalah rumahnya, dari pintu samping ia dapat melihat perempuan tua berjalan ke luar, mengumpulkan kayu. Sekalipun ia tahu itu adalah ibunya, ia tak kuasa berteriak, kejadian itu hanya mengubah derasnya air mata.
            Perempuan tua itu menatapnya untuk beberapa saat, lalu melepaskan teriakan yang menyayat keheningan. Mata yang kering itu lalu basah dan tetesan airnya jatuh menuruni pipinya yang cekung. Ia segera masuk rumah menjabat tangan ayahnya dan adik perempuannya, Sumi. Sejak malam itu, keluarganya diliputi rasa gembira yang tidak pernah mereka rasakan.
            Pagi-pagi, ketika langkah orang menuju ke pasar telah ramai, Tamin telah terbangun. Ia berjalan menuju kandang sapi yang sudah lama tidak terisi lagi. Tamin berdiri di sana seperti seorang serdadu, pakaiannya telah basah oleh keringat. Kandang itu kini telah bersih dan terlihat lebih baik. Tamin bertekad akan membeli sapi untuk mengisi kembali kandang itu dan membantu membajak di sawah, tetapi ketika ibunya mengatakan kepadanya bahwa sawah mereka telah terjual, Tamin berusaha agar tanah itu dapat dibelinya kembali.
            Ia berjongkok membuka ranselnya dengan tangan gemetar. Dibukanya kotak kaleng yang berisi sedikit uang dan sebuah kalung emas. Pagi masih gelap, Tamin dan Sumi telah berjalan menuju kota umtuk menjual kalung tersebut dan membelikan Sumi sebuah cita. Selain itu, usahanya untuk membeli kembali tanah mereka juga berhasil dengan lancar.
            Sejak hari itu, Tamin menghabiskan hari-harinya di tengah sawah bersama cangkul dan alat bajak yang kembali mengkilau karena digunakan kembali. Sumi pun tidak berkerja telalu berat lagi, ia hanya berkerja di rumah dan setiap siang mengantarkan Tamin makanan ke sawah. Sejak hadirnya Tamin, hidup mereka terasa lebih berwarna. Pertama kali ketika Tamin menembang, seluruh warga desa tersentak mendengarkan suara yang merdu itu.
            Suatu hari, Sumi terlambat mengantarkan makanan, dengan kesal ia berpantun keras-keras. Tidak beberapa lama Sumi muncul dengan seorang gadis yang tidak dikenalnya. Gadis itu berbelok ke sawah yang lain setelah berjarak tiga pematang dari gubuknya. Jarak itu cukup bagi tamin untuk mengetahui betapa bersih tangan gadis itu, betapa bulat wajahnya dan matanya yang bening. Sumi memperkenalkan temannya itu, bernama Isah anaknya Pak Makin yang pernah ia ceritakan. Pertemuan yang singkat itu membuatnya merasakan sesuatu yang aneh, yang melupakannya dari lelah.
            Hari-hari berikutnya, ia selalu menanti kedatangan Sumi dengan berdebar-debar karena ia tahu Sumi tidak sendiri lagi. Hari itu, orang yang ditunggunya tidak kunjung datang hanya Sumi seoarang. Seolah mengetahui apa yang dipikirka Tamin, ia menjelaskan bahwa Pak Makin sakit sehingga Isah tidak bersamanya. Dekat belokan jalan menuju rumahnya ia berhenti, dan tak lagi dapat mengerakan kakinya sebab dari belokan muncul seorang gadis yang juga terdiam menatapnya. Setelah cukup lama bertatapan akhirnya mereka berdua berbicara dengan percakapan yang sangat singkat.
            Tamin menceritakan semuanya kepada ibunya, tentang kisah cintanya selama tujuh tahun berada di Negara orang. Ibunya diam tidak bergerak, tenggelam dalam cerita anaknya. Hatinya membayangkan bagaimana sekirannya cerita itu jika berkhir lain, mungkin ia akan bisa melihat menantu dan cucunya. Malam itu adalah pertama kali Tamin menampakan wajahnya sejak datang ke desa. Mereka membahas tentang perbaikan makam Gamik dan Pardan.
            Cerita kematian Gamik menjadi acara yang paling menarik, sekalipun itu telah berulang kali didengar. Malam itu, Tamin memulai cerita khayalnya, ia tidak ingin seluruh warga desa menjauhinya apabila tahu apa yang sebenarnya terjadi. Cerita itu semakin luas beredar di seluruh desa, sehingga Tamin menjadi gelisah, takut jika kebohongannya itu terbongkar. Diselimuti perasaan yang kacau, Tamin pergi meninggalkan desanya, tanpa tahu arah.
            Tamin berdiri, berjalan pelan di pinggir bengawan, matanya mengawasi air keruh yang berputar-putar, ia tahu kekuatan yang dibawa arus itu, sekali lompat saja seluruh tanggungan hati akan hanyut ikut bersama bangkainya di dasar laut. Pertemuannya dengan seorang tukang getek membukakan pintu hatinya, ia pergi ke kota untuk melanjutkan cita-citanya.
            Empat bulan telah berlalu, dengan pekerjaannya sekarang, Tamin tidak dapar merasakan kebahagiaan seperti yang dirasakanya di sawah. Sesuatu yang tak terduga olehnya, ia bertemu dengan Pak Banji, yang menceritakan semuannya kepadanya, tentang kematian ayahnya dan panen padi keluarganya. Kesedihan menyelimuti hatinya, dengan tekad bulat ia kembali ke desa, mengunjungi makam ayahnya dan ia berjanji tidak akan meninggalkan orang yang dicintainya lagi. Kedatangannya disambut dengan hangat oleh ibu dan adiknya, Sumi.

Sabtu, 15 Desember 2012

A Thousand Years – Christina Perri Lyrics & Listen

Senin, 10 Desember 2012

Bunyi Sengau Prancis Bukanlah Konsonan ‘ng’


Bahasa Prancis itu, kata orang, seksi. Apa sebabnya? Pertama, bunyi sengaunyadan, kedua, lafal huruf R-nya. Oke, oke, sebenarnya kedua ciri tersebut bukan milik bahasa Prancis sendirian (vokal sengau juga muncul di bahasa Portugis, sedangkan lafal huruf R Prancis juga ditemukan di beberapa dialek Jerman), tetapi kedua hal itu yang biasanya langsung terbersit kalau orang ditanya demikian.
Nah, ngomong-ngomong soal bunyi sengau (lafal huruf R akan dibahas kali lain), ada satu masalah di sini: Jika saya bertanya, “Bagaimana cara menghasilkan bunyi sengau?“, saya percaya sebagian besar pemelajar bahasa Prancis di Indonesia akan menjawab, “Tambahkan ‘ng‘ di akhir suku kata yang berakhiran m atau n.” (ng seperti pada kata kucing, senang, tolong, dll.)
Sesederhana itukah?
Perbedaan les voyelles orales dan les voyelles nasales
Perbedaan les voyelles orales dengan les voyelles nasales
Awalnya, saya juga beranggapan begitu. Baca saja buku-buku belajar mandiri bahasa Prancis yang tersedia di banyak toko buku, terutama yang penerbitnya abal-abal. Beberapa dari mereka menaruh konsonan ‘ng’ dalam transkripsi fonetis. Bahkan, bukuRahasia Wine karya Yohan Handoyo terbitan GPU juga tidak luput: Pada halaman petunjuk lafal, istilah seperti Coq au Vin ditulis kokoveng dan Sauvignon Blanc ditulissovinyongblang.
Namun, tidak butuh waktu lama bagi saya untuk meragukan pandangan umum ini. Di minggu-minggu pertama belajar bahasa Prancis, saya penasaran akan lafal cinq(artinya: lima) yang tepat. Lafalnya pasti bukan sengk, karena jelas-jelas berbeda dengan apa yang diulang-ulang oleh stasiun televisi TV5Monde (tevesengkmongd/teveseŋkmoŋd/ ??).
Berkat Wikipedia dan YouTube, saya pun akhirnya mengetahui bahwa bunyi sengau Prancis bukanlah konsonan ‘ng’ [ŋ]La voyelle nasale, c’est pas la consonne [ŋ] ajoutée à la fin d’une syllabe. Bahkan, secara ekstrem bisa dikatakan bahwa kata-kata Prancis tidak memiliki bunyi ‘ng’ [ŋ].
Jadi, seperti apakah bunyi sengau Prancis?
Mulai dari sini penjelasan akan menjadi rinci. Peralatan yang saya gunakan adalahInternational Phonetic Alphabet (IPA). Kamu siap? Ayo mulai.
  1. Ada dua jenis bunyi: bunyi oral dan bunyi sengau/nasal (nasal sound). Bunyi sengau/nasal terdiri atas dua: (1) vokal nasal dan (2) konsonan nasal.

  2. Konsonan nasal dalam Bahasa Indonesia ada 4, yaitu yang muncul ketika kita melafalkan huruf m [m]n [n]ng [ŋ], dan ny [ɲ]. Masing-masing konsonan memiliki nama teknis, namun saya tidak akan menuliskannya supaya artikel ini tetap terasa ringan.

  3. Maksud bunyi sengau itu apa, sih? Mudahnya, dalam produksi bunyi sengau, udara dikeluarkan melalui hidung. Cara mengetahuinya bagaimana? Cobalah bergumam ‘mmm…’, ‘nnn…’, ‘ng…’, atau ‘ny…’ . Lalu, tutuplah lubang hidungmu rapat-rapat. Apakah kamu masih bisa bergumam? Sangat sulit dilakukan, bukan? Itu artinya, pada konsonal nasal, udara melintasi saluran hidung, alih-alih mulut. Bandingkan ketika kamu mengucapkan vokal oral berikut: ‘aaa… eee… iii… ooo… uuu…’. Sekalipun lubang hidung ditutup, kamu tidak akan mengalami kesulitan mengucapkannya.

  4. Nah, sekarang vokal nasal. Bahasa Indonesia secara teori tidak mengenal vokal nasal. Jadi, maklumlah transkripsi fonetis untuk vokal nasal bahasa Prancis sering tidak akurat. Dalam bahasa Prancis, ada 4 vokal nasal: [ɑ̃][ɛ̃][œ̃], dan [ɔ̃].

  5. Bagaimana contoh bunyi vokal nasal itu? Coba ucapkan vokal oral [ɑ] (broad A)dalam kata father. Setelah itu, sengaukan; artinya, “naikkan” suara melalui hidung. Jika berhasil, maka ketika lubang hidung ditutup (seperti pada no. 3), bunyi vokal nasal [ɑ̃] akan sulit diucapkan. Nah, bunyi itulah yang akan dipakai kala orang Prancis berkata France /fʁɑ̃s/, dan bukan /fraŋs/.

  6. Meski begitu, kita tetap butuh materi audio-visual. Sungguh, tidaklah mangkus jika saya memerikan keempat vokal nasal tsb. dengan kata-kata saja. Untuk itu, kunjungilah halaman YouTube ini.  Profesor linguistik ini tahu persis bagaimana cara memproduksi vokal nasal (dan fonem lain dalam bahasa Prancis) dengan tepat.
Setelah berlatih beberapa lama, seorang pemelajar bahasa Prancis harus bisa melafalkan kata dan frasa  ini dengan sempurna:
  1. Un bon vin blanc diucapkan /œ̃.bɔ̃.vɛ̃.blɑ̃/ dan bukan angbongvengblang/aŋ.boŋ.veŋ.blaŋ/ (arti: anggur putih yang enak)

  2. Cinquante et un diucapkan /sɛ̃.kɑ̃.te.œ̃/ dan bukan sengkangteang/seŋ.kaŋ.te.aŋ/ (arti: lima puluh satu)

  3. Intention diucapkan /ɛ̃.tɑ̃.sjɔ̃/ dan bukan engtangsyong /eŋ.taŋ.sjoŋ/ (arti: maksud, tujuan)
Selamat berlatih. Bon courage!

belajar bahasa Perancis - Basic Verbs (Etre & Avoir)


Seperti Bahasa Inggris, Bahasa Perancis juga mempunyai bentuk to be (am, is, are) serta penggunaan kata kerja has/have dan do/does. Dalam Bahasa Perancis terdapat 4 kata kerja utama yang digunakan dan dapat dirubah-ubah bentuknya (dikonjugasikan) untuk membentuk ungkapan atau tense tertentu. Kata kerja tersebut antara lain adalah etre, avoir, faire, dan aller. Akan tetapi penggunaan kata-kata tersebut dalam Bahasa Perancis berbeda dengan Bahasa Inggris. Di sini akan dibahas 2 kata kerja terlebih dahulu berserta konjugasi (pola penggabungan kata) dan penggunaannya.
1. Être.
Être merupakan to be (am, is, are) dalam Bahasa Perancis. Kata ini digunakan untuk mendeskripsikan diri sendiri, profesi, agama dan kebangsaan.
Berikut konjugasi dan contoh kalimatnya:
Je suis
Tu es
Vous êtes
Il/Elle est
Nous sommes
Ils/Elles sont
Contoh:
- Je suis artiste (I am an artis/Saya seorang seniman).
- Elle est Indonesienne (She is Indonesian/Dia adalah orang Indonesia).
- Ils sont professeurs (They are teachers/Mereka adalah guru).




2. Avoir.
Avoir berarti has/have yaitu memiliki. Dalam Bahasa Perancis biasanya digunakan untuk mendeskripsikan keadaan diri (fisik, anggota tubuh), kepunyaan dan usia.
Berikut konjugasi dan contoh kalimatnya:
J‘ai
Tu as
Vous avez
Il/Elle a
Nous avons
Ils/Elles ont
Contoh:
J‘ai 24 ans (I am 24 years old/Saya 24 tahun). Perhatikan untuk usia menggunakanavoir, bukan être).
Il faim (He is hungry/Dia lapar).
Nous avons soif. (We are thirsty/Kita haus).
Keadaan fisik mencakup antara lain:
- Panas : chaud
- Dingin : froid
- Lapar : faim
- Haus : soif
- Mengantuk : someil


Untuk membuat kalimat negatif maka kita gunakan kata ne dan pas. Caranya, adalah sebagai berikut:
ne + konjugasi kata jerja + pas.
Contoh:
Je ne suis pas professeur (I am not a teacher/Saya bukan guru).
Berikut adalah bentuk negatif untuk être dan avoir:
  • être
Je ne suis pas
Tu n’es pas
Il/Elle n’est pas
Nous ne sommes pas
Vous  n’êtes pas
Ils/Elles ne sont pas
  • avoir
Je n’ai pas
Tu n’as pas
Il/Elle n’a pas
Nous n’avons pas
Vous  n’avez pas
Ils/Elles n’ont pas

Perhatikan, apabila kata ne bertemu dengan huruf hidup maka akan berubah bentuk menjadi n’.

belajar bahasa Perancis - dasar

Alphabets
A

H
(Ash)
O

V
(bhe)
B

I

P

W
(DubleBhe)
C
(Se)
J

Q
(Kyu)
X
(Iks)
D

K

R

Y
(I-grek)
E
(Eu)
L

S

Z
(Zed)
F

M

T



G
(Jhe)
N

U
(Iu)




Les Chiffres (Nama-nama angka) :
1 = Un (oang)       22 = Vingt deux (veng deu)
2 = Deux (deu)      30 = Trente (trong)
3 = Trois (trowa)  31 = Trente et un (tronteang)
4 = Quatre (katr)   32 = Trente deux (trong deu)
5 = Cinq (sengk)    40 = Quarante (karangt)
6 = Six (sis)          41 = Quarante et un (karangteang)
7 = Sept (set)       42 = Quarante deux (karang deu)
8 = Huit (wit)        50 = Cinquante (sengkong)
9 = Neuf (neuf)     60 = Soixante (swasong)
10 = Dix (dis)       70 = Soixante-dix (swasong dis)
11 = Onze (ongz)   71 = Soixante et onze (swasong te ongz)
12 = Douze (duz)   80 = Quatre-vingts (katre veng)
13 = Treize (trez)  81 = Quatre-vingt-un (katre vengteang)
14 = Quatorze (katorz)  90 = Quatre-vingt-dix (katre veng dis)
15 = Quinze (kengz   91 = Quatre-vingt-onze (katre vengtongz)
16 = 
Seize (seiz)       92 = Quatre-vingt-douze (katre veng duz)
17 = 
Dix–sept (diset) 
18 = 
Dix-huit (dizwit)
19 = 
Dix-neuf (dineuf)  
20 = 
Vingt (veng)
21 = Vingt et un (vengteang)
100 = Cent (sang)
1.000 = Mille (mil)
1.000.000 = Millions (miliong)

Semaine (Nama-nama hari dalam bahasa prancis) :

Lundi (langdi) = Senin Vendredi (vandreudi) = Jum’at
Mardi (mardi) = Selasa Samedi (samdi) = Sabtu
Mercredi (merkreudi) = Rabu Dimanche (dimangsh) = Minggu
Jeudi (zeudi) = Kamis

Mois (Nama-nama Bulan) :

Janvier (zangvie) Juillet (zuye)
Février (fevrie) Août (out)
Mars (mars) Septembre (setambre)
Avril (avril) Octobre (oktobre)
Mai (me) Novembre (novambre)
Juin (jueung) Décembre (decambre)

Salutation (Ucapan Salam) :


Bonjour = Selamat pagi atau selamat siang
Bonsoir = Selamat malam
Bonne après-midi = Selamat sore
Bonne nuit = Selamat malam kalau mau tidur
Merci = Terima kasih
De rien = Kembali atau sama-sama
Bienvenue = Selamat datang
Au revoir = Selamat tinggal atau sampai jumpa
À bientôt = Sampai jumpa

Se Présenter (Memperkenalkan Diri Sendiri) :

Quel est votre nom?
Comment vous appelez-vous?
Vous vous appelez comment? Je m’appelle…
Vous êtes…?

Quelle est votre adresse?
Où habitez-vous? J’habite rue …
Vous habitez où? Numéro …………
Où est-ce que vous habitez? À …………………

Quel âge avez-vous?
J’ai ………ans
Vous avez quel-âge?

Quelle est votre profession? Je suis étudiant (e)
Qu’est-ce que vous faites dans la vie? Je suis professeur (m/f*)

natural logaritma


Natural Logarithm

DOWNLOAD Mathematica Notebook EXPLORE THIS TOPIC IN the MathWorld ClassroomNaturalLogarithm
The natural logarithm lnx is the logarithm having base e, where
 e=2.718281828....
(1)
This function can be defined
 lnx=int_1^x(dt)/t
(2)
for x>0.
NaturalLogEPlot
This definition means that e is the unique number with the property that the area of the region bounded by thehyperbola y=1/x, the x-axis, and the vertical lines x=1 and x=e is 1. In other words,
 int_1^e(dx)/x=lne=1.
(3)
The notation lnx is used in physics and engineering to denote the natural logarithm, while mathematicians commonly use the notation logx. In this work, lnx=log_ex denotes a natural logarithm, whereas logx=log_(10)xdenotes the common logarithm.
There are a number of notational conventions in common use for indication of a power of a natural logarithm. While some authors use ln^nz (i.e., using a trigonometric function-like convention), it is also common to write (lnz)^n.
Common and natural logarithms can be expressed in terms of each other as
lnx=(log_(10)x)/(log_(10)e)
(4)
log_(10)x=(lnx)/(ln10).
(5)
The natural logarithm is especially useful in calculus because its derivative is given by the simple equation
 d/(dx)lnx=1/x,
(6)
whereas logarithms in other bases have the more complicated derivative
 d/(dx)log_bx=1/(xlnb).
(7)
NaturalLogBranchCut
The natural logarithm can be analytically continued to complex numbers as
 lnz=ln|z|+iarg(z),
(8)
where |z| is the complex modulus and arg(z) is the complex argument. The natural logarithm is a multivalued function and hence requires a branch cut in the complex plane, which Mathematica's convention places at (-infty,0].
NaturalLogReImAbs
MinMax
Re
ImPowered by webMathematica
The principal value of the natural logarithm is implemented in Mathematica as Log[x], which is equivalent to Log[E,x]. This function is illustrated above in the complex plane.
Note that the inverse trigonometric and inverse hyperbolic functions can be expressed (and, in fact, are commonlydefined) in terms of the natural logarithm, as summarized in the table below. Therefore, once these definition are agreed upon, the branch cut structure adopted for the natural logarithm fixes the branch cuts of these functions.
functionsymboldefinition
inverse cosecantcsc^(-1)z-iln(sqrt(1-1/(z^2)+i/z))
inverse cosinecos^(-1)z1/2pi+iln(iz+sqrt(1-z^2))
inverse cotangentcot^(-1)z1/2i[ln((z-i)/z)-ln((z+i)/z)]
inverse hyperbolic cosecantcsch^(-1)zln(sqrt(1+1/(z^2))+1/z)
inverse hyperbolic cosinecosh^(-1)zln(z+sqrt(z-1)sqrt(z+1))
inverse hyperbolic cotangentcoth^(-1)z1/2[ln(1+1/z)-ln(1-1/z)]
inverse hyperbolic secantsech^(-1)zln(sqrt(1/z-1)sqrt(1/z+1)+1/z)
inverse hyperbolic sinesinh^(-1)zln(z+sqrt(z^2+1))
inverse hyperbolic tangenttanh^(-1)z1/2[ln(1+z)-ln(1-z)]
inverse secantsec^(-1)z1/2pi+iln(sqrt(1-1/(z^2))+i/z)
inverse sinesin^(-1)z-iln(iz+sqrt(1-z^2))
inverse tangenttan^(-1)z1/2i[ln(1-iz)-ln(1+iz)]
 ln(1+x)=x-1/2x^2+1/3x^3-...
(9)
gives a Taylor series for the natural logarithm.
Continued fraction representations of logarithmic functions include
 ln(1+x)=x/(1+(1^2x)/(2+(1^2x)/(3+(2^2x)/(4+(2^2x)/(5+(3^2x)/(6+(3^2x)/(7+...)))))))
(10)
(Lambert 1770; Lagrange 1776; Olds 1963, p. 138; Wall 1948, p. 342) and
 ln((1+x)/(1-x))=(2x)/(1-(x^2)/(3-(4x^2)/(5-(9x^2)/(7-(16x^2)/(9-...)))))
(11)
(Euler 1813-1814; Wall 1948, p. 343; Olds 1963, p. 139).
For a complex number z, the natural logarithm satisfies
lnz=ln[re^(i(theta+2npi))]
(12)
=lnr+i(theta+2npi)
(13)
and
 PV(lnz)=lnr+itheta,
(14)
where PV is the principal value.
Some special values of the natural logarithm include
ln(-1)=ipi
(15)
ln0=-infty
(16)
ln1=0
(17)
lne=1
(18)
ln(+/-i)=+/-1/2pii.
(19)
Natural logarithms can sometimes be written as a sum or difference of "simpler" logarithms, for example
 ln(2+sqrt(3))=2ln(1+sqrt(3))-ln2,
(20)
which follows immediately from the identity
 2+sqrt(3)=1/2(1+sqrt(3))^2.
(21)
Plouffe (2006) found the following beautiful identities:
ln2=10sum_(n=1)^(infty)1/(n(e^(pin)+1))+6sum_(n=1)^(infty)1/(n(e^(pin)-1))-4sum_(n=1)^(infty)1/(n(e^(2pin)-1))
(22)
ln3=9sum_(n=1)^(infty)1/(n(e^(pin)-1))+(49)/3sum_(n=1)^(infty)1/(n(e^(pin)+1))-(14)/3sum_(n=1)^(infty)1/(n(e^(2pin)+1))+sum_(n=1)^(infty)1/(n(e^(3pin)-1))-7/3sum_(n=1)^(infty)1/(n(e^(3pin)+1))+2/3sum_(n=1)^(infty)1/(n(e^(6pin)+1))
(23)
ln5=(57)/4sum_(n=1)^(infty)1/(n(e^(pin)-1))+(91)/4sum_(n=1)^(infty)1/(n(e^(pin)+1))-(13)/2sum_(n=1)^(infty)1/(n(e^(2pin)+1))+3/4sum_(n=1)^(infty)1/(n(e^(5pin)-1))-7/4sum_(n=1)^(infty)1/(n(e^(5pin)+1))+1/2sum_(n=1)^(infty)1/(n(e^(10pin)+1)).
(24)